Kamis, 21 Rabiul Awwal 1436 H / 23 Oktober 2014 11:05 wib
33.296 views
8 Sifat Khawarij dalam Sunnah
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah,
Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu
'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Istilah khowarij semakin popular
akhir-akhir ini. Setelah sejumlah kelompok menggelari pejuang Islam yang
melawan kezaliman penguasanya yang menolak syariat Islam sebagai
khowarij. Atau sejumlah aktifis yang memberikan kritik dan menuntut
kemashlahatan mereka dengan aksi massa digelari khowarij karena melawan
pemerintah. Juga munculnya sejumlah kelompok yang mengumbar takfir
terhadap pihak-pihak yang dianggap menyimpang dari kalangan muslimin.
Ringkasnya, istilah khowarij sudah diumbar dan disematkan dengan cara
hak maupun batil.
Diakui bahwa khowarij merupakan satu
kelompok yang banyak disebutkan oleh sunnah dengan peringatan sangat
keras. Ada lebih 20 hadits shahih dan hasan yang menerangkan
sifat-sifatnya. Ini menunjukkan, khowarij kelompok yang sangat buruk dan
berbahaya bagi kaum muslimin. Banyak orang bisa tertipu karena zahir
mereka terlihat sangat shalih dan bertakwa. Sangat keras dalam masalah
iman dan kekufuran, sangat rajin ibadahnya, dan menunjukkan sikap beda
dengan kebanyakan manusia.
Terhadap pihak-pihak yang tak sepaham
dari kalangan kaum muslimin, mudah mengafirkan sampai menghalalkan
darah. Inilah madzhab mereka yang sangat menonjol.
Para ulama telah membicarakan tentang
ciri-ciri utama kelompok ini, namun semua itu hanya kriteria-kriteria
yang mendekati hakikat mereka, petunjuk-petunjuk yang mengindikasikan
kelompok ini sepanjang zaman.
Syaikh ‘Ammar al-Shoyashinah dalam
tulisannya “Sifat-sifat Khawarij dalam Sunnah Nabawiyah” menyebutkan 8
sifat kelompok khawarij yang paling menonjol.
Pertama,
kelompok ini didominasi orang-orang yang berusia muda. Sedikit sekali
orang tua atau sesepuh yang berilmu dan berpengalaman di tengah-tengah
mereka. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengisyaratkan, Hudatsa’ al-Asnan. Al-Hafidz Ibnul Hajar dalam Fathul Baari (12287) berkata, “al-Hadats adalah berusia muda.”
Kedua, terlalu
berani berkomentar (sembrono) dan minus ilmu. Umumnya kelompok khawarij
dan anak-anak muda yang mengadopsi pemikiran mereka adalah orang-orang
yang memiliki semangat tinggi dalam beragama, namun mereka suka
terburu-buru dan tidak sabar. Mereka mudah berkomentar, menyimpulkan
hukum dari satu masalah, dan mudah menghakimi. Padahal mereka tidak
menguasai disiplin ilmu syar’i dan kaidah-kaidah hukum, berpandangan
pendek, berwawasan sempit, dan tidak memiliki bashirah. Sinyal ini
terdapat dalam sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam tenang sifat mereka, “Hudtsa’ al-Asnan, Sufaha’ al-Ahlam”. Yakni berusia muda dan berpikiran pendek, sempit, dan sembrono.
Hal ini menunjukkan bahwa kematangan
usia dan pengalaman hidup itu mempengaruhi kepribadian, kemampuan
membaca situasi dan menyimpulkannya.
. . . Umumnya kelompok khawarij dan
anak-anak muda yang mengadopsi pemikiran mereka adalah orang-orang yang
memiliki semangat tinggi dalam beragama, namun mereka suka terburu-buru
dan tidak sabar.
Mereka mudah berkomentar, menyimpulkan hukum dari satu masalah, dan mudah menghakimi. . .
Ketiga,
berbangga diri (sombong) dan merasa tinggi (hebat). Mereka terlalu
membanggakan kemampuan diri dan amal mereka sehingga mereka sering
memamerkan jasa dan aktifitas mereka. Mereka merasa yang paling pintar
sehingga suka merendahkan para ulama. Menghadapi persoalan dan peristiwa
tanpa mau melakukan investigasi dan menelusuri kasusnya, dan tidak mau
kembali kepada ulama di bidangnya.
Keempat,
memiliki semangat tinggi dalam ibadah. Mereka adalah orang-orang yang
rajin shalat, puasa, membaca Al-Qur'an, banyak berdzikir, dan berkorban
untuk dien ini. Semua ini yang membuat mereka tertipu dan berbangga
diri. Sehingga Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam memperingatkan
para sahabatnya tentang sifat khawarij, bahwa kuantitas tilawah, shalat
dan puasa para sahabat tidak ada apa-apanya di hadapan amal-amal
mereka. (HR. Muslim)
Kelima, salah
memahami ayat-ayat Al-Qur'an bersamaan dengan seringnya mereka
membacanya. Kaum khawarij sering menampilkan Al-Qur'an dan berdalil
dengannya, tapi tanpa dibarengi ilmu dan pemahaman yang benar. Mereka
sering meletakkan ayat bukan pada tempatnya. Sehingga disifati oleh Nabi
Shallallahu 'Alaihi Wasallam, “mereka membaca Al-Qur'an tapi Al-Qur'an itu tidak melampui tenggorokan mereka.” (HR. Muslim)
Imam Nawawi menjelaskan maksudnya,
“Bacaan Al-Qur'an mereka tidak membawa manfaat untuk mereka kecuali
melewati lisan mereka saja, bacaan itu tidak sampai kepada hati mereka.”
Keenam, hebat
dalam beretorika dan orasi. Kalimat-kalimat mereka sangat bagus dan
indah. Mereka ahli berargumen dan menyeru kepada tahkim syariah sehingga
hukum itu dikembalikan kepada Allah dan mengajak memerangi orang murtad
dan kafir. Tapi perbuatan mereka menyalahi perkataannya. Orang-orang
murtad dan kafir menurut mereka tidak seperti yang dipahami para ulama.
Serampangan dalam menghukumi kafir dan murtad. Sehingga lebih senang
menumpahkan darah sesama muslim yang dianggap kafir daripada menghadapi
orang kafir asli yang tak diragukan lagi kekafirannya.
Ketujuh,
takfir (gampang mengafirkan pihak lain dari kaum muslimin) dan
menghalalkan darah mereka. Ini sifat khas mereka yang membedakan dari
selainnya. Mereka mengafirkan seenaknya dan menghalalkan darah
orang-orang yang berbeda dengannya. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengabarkan tentang mereka, “Mereka membunuhi orang-orang Islam dan membiarkan penyembah berhala.” (Muttafaq ‘Alaih)
Karena sebab inilah, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
sangat mencela kaum khawarij. Hal ini karena mereka menghukumi kafir
orang-orang yang menyalahi kesimpulan mereka. Saat mereka menghukumi
kafir kaum muslimin tersebut, maka mereka menghalalkan darah kaum
muslimin.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam
Majmu’ Fatawa berkata, “Sesungguhnya mereka menghalalkan darah ahli
kiblat (orang Islam) karena mereka meyakini bahwa mereka telah murtad,
dan ini lebih banyak daripada mereka menghalalkan darah orang-orang
kafir (asli) yang tidak murtad.”
Kedelapan, suka tampil beda dari yang lain baik dalam berpakaian, berperilaku dan slogan-slogan. Seperti pada zaman Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu, mereka suka menggunduli rambut. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah mengabarkan cirri mereka ini, “Ciri khas mereka adalah mencukur habis rabutnya.” (HR. Al-Bukhari).
Imam al-Qurthubi berkata menjelaskan
tentang ciri khas mereka di atas, “Mereka menjadikan itu sebagai tanda
bagi mereka karena menolak perhiasan dunia dan simbol untuk dikenal.”
Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islamcom]
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/aqidah/2014/10/23/33536/8-sifat-khawarij-dalam-sunnah/#sthash.4kP99J35.dpuf