Posted by SUN32LEN on Wednesday, April 29, 2015
Kasih Sayang Kepada Tawanan Perang yang islam ajarkan dapat kita lihad dengan membandingkan bagaimana cara islam dan amerika memperlakukan tawanan perang?
Eks tahanan perang Irak, bernama Abbas Abid mengatakan pada Pengadilan Kejahatan Perang Kuala Lumpur, Malaysia, bahwa dirinya disiksa oleh tentara-tentara AS di markas besar Brigade Al-Muthanna. Di sana ia dipukuli, disetrum dan dicabuti kukunya.
Alangkah kejam cara yang dilakukan oleh negara yang mengaku sebagai pemerhati Hak Asasi Manusia itu. Mari kita bandingkan dengan cara Rosululloh SAW dalam menangani tawanan perang. Abdulloh Bin Yazid Al Anshori ra melaporkan bahwa Rosululloh SAW melarang umatnya merampas dan menyiksa.
Abu Hurairah ra juga melaporkan bahwa Rasulullah saw, mengirim pasukan berkuda ke daerah Najed lalu mereka datang kembali dengan membawa seorang tawanan lelaki dari Bani Hanifah bernama Tsumamah bin Utsal, kepala penduduk Yamamah. Mereka mengikatnya pada salah satu tiang masjid.
Suatu hari Rasulullah saw, keluar menemui tawanan tersebut. Beliau bertanya: Bagaimana keadaanmu, wahai Tsumamah? Tawanan itu menjawab: Baik-baik saja, wahai Muhammad. Jika kamu mau membunuh, maka bunuhlah orang yang memang pantas dibunuh. Jika kamu memberikan suatu nikmat maka berikanlah kepada orang yang mau bersyukur. Dan jika kamu minta harta maka akan aku beri berapa saja kamu mau. Rasulullah saw. lalu meninggalkan tawanan tersebut.
Esoknya, beliau menemuinya kembali. Beliau bertanya: Bagaimana keadaanmu, wahai Tsumamah? Tawanan itu menjawab: Aku tidak mau bicara kepadamu. Jika kamu memberikan satu nikmat, maka berikan kepada orang yang mau berterima kasih. Jika kamu mau membunuh bunuhlah orang yang memang berhak untuk dibunuh. Dan jika kamu menghendaki harta maka mintalah berapa saja kamu mau maka akan aku beri, maka Rasulullah saw, meninggalkannya.
Esoknya, peristiwa yang sama berlangsung lagi. Kemudian Rasulullah saw, bersabda kepada para sahabat: Lepaskanlah Tsumamah. Tsumamah lalu berangkat menuju ke sebuah telaga.
Setelah mandi ia lantas masuk mesjid dan berkata: Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Wahai Muhammad! Di muka bumi ini semula tidak ada wajah yang paling aku benci daripada wajahmu. Tetapi sekarang wajahmulah yang paling aku suka diantara wajah-wajah yang pernah aku jumpai. Semula tidak ada agama yang paling aku benci daripada agamamu, dan sekarang hanya agamamulah yang paling aku sukai diantara agama-agama yang pernah aku temui. Dahulu negerimulah yang paling aku benci, tetapi sekarang negerimulah yang paling aku cintai di antara negeri-negeri yang pernah aku kenal.
Saya pernah membaca kitab Tarikh Khulafa’ karya Imam Suyuti. Di sana dikisahkan bahwa raja Amuriyyah, salah satu raja Romawi, menawan wanita keturunan Umy Fathimah rha, atau yang saat ini dikenal sebagai Syarifah. Tahukah anda apa yang dilakukan oleh raja itu? Ia menyiksa Syarifah tersebut dan bahkan akan menjualnya untuk dijadikan sebagai pelacur.
Sebagai wanita yang secara biologis lemah, Syarifah yang mulia itu memanggil-manggil Mu’tashim, Kholifah Islam saat itu. “Wahai Mu’tashim! Dimanakah anda?!!” Jeritan itu pun sampai kepada Mu’tashim. Lalu ia mengomando pasukan yang berjumlah 4000 personil menuju Amuriyyah dan berhasil menaklukannya serta menyelamatkan Syarifah itu sebelum kehormatannya dinodai. Kepadanya Mu’tashim berkata: “Aku datang memenuhi panggilanmu wahai cucu Rosul”.
Mari kita lihat apa yang terjadi pada tahun ke 7 hijriyah. Setelah berhasil menaklukan Khoibar, Rosululloh SAW dan umat Islam menawan beberapa wanita. Salah satunya adalah Shofiyah Binti Huyay, putri pemimpin Yahudi Bani Nadir. Apa yang dilakukan oleh Nabi SAW terhadapnya? Nabi SAW menjadikannya sebagi istri yang artinya Nabi mengangkat derajatnya dengan menjadikannya sebagai Umul mu’minin.
Betapa lembut cara dalam menangani tawanan perang. Islam tidak menyiksa tawanan perang. Justru dalam suatu kesempatan beliau mempersunting salah satu tawanan perang. Sehingga ia menjadi wanita mulia, yang dihormati dan disegani oleh seluruh umat Islam.
Itulah
Kasih Sayang Kepada Tawanan Perang yang diajarkan oleh islam. Bagaimana orang-orang yang menuduh beliau sebagai manusia kejam dapat mempertanggung jawabkan tuduhan mereka itu? Saya tantang seluruh pemerhati hak asasi manusia di dunia untuk menunjukan cara lain yang lebih halus untuk menangani tawanan perang ketimbang yang dilakukan oleh Rosululloh SAW?