Jombang - Tim Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Keagamaan dalam
Masyarakat (Pakem) Jombang menggelar dialog tertutup dengan Jari (44),
pria yang mengaku menjadi Nabi Isa, Senin (22/2/2016)yg lalu. Pada
pertemuan itu, Jari membantah pengakuannya sebagai Nabi Isa.
Pertemuan tertutup itu digelar di Gedung Islamic Centre Alun-alun Jombang. Jari hadir bersama 4 orang pengikutnya. Sementara tim Pakem datang dengan kekuatan penuh. Antara lain, MUI, Polres, Kodim, Bakesbangpol Linmas, Kejari, serta sejumlah perwakilan ormas di Jombang.
"Dia tidak mengakui bahwa pernah mengaku sebagai nabi. Menurut pemikiran dia hanya menerima wahyu," kata Ketua MUI Jombang, Kholil Dahlan kepada wartawan usai berdialog dengan Jari.
Kendati begitu, lanjut Kholil, klaim Jari yang menerima wahyu merupakan perbuatan yang salah. Pasalnya, hanya sosok nabi yang dianggap menerima wahyu. Sementara wahyu yang terlahir hanyalah Alquran yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir.
"Yang dia (Jari) anggap sebagai wahyu adalah Ilham, yaitu hidayah yang diberikan Alloh kepada manusia biasa," ujarnya.
Selain menampik mengklaim dirinya sebagai nabi, menurut Ketua MUI Jombang Kholil Dahlan, Jari juga membantah telah menambahi kalimat syahadat umat Islam. "Syahadat dia tetap mengakui 2 kalimat syahadat, kalau Wa Isa Habibullah menurut dia hanya tambahan sebagai wiridan saja. Pengakuan dia seperti itu," ungkapnya.
Ketua MUI Jombang Kholil Dahlan memakai baju serba putih saat berdialog dengan Jari yang duduk di sebelah kanannya (Foto: Enggran Eko B/detikcom)
Meski Jari mengungkapkan berbagai alasan dalam forum tersebut, Kholil tetap menyayangkan ulah bapak 2 anak itu yang menyebarkan ajarannya kepada orang lain. Sehingga saat ini ada puluhan orang yang menjadi pengikutnya.
"Yang seharusnya amalan pribadi namun dibuka untuk umum. Itu yang menjadi masalah, termasuk pengakuan dia menerima wahyu," cetusnya.
Kholil menambahkan, dialog dengan Jari kali ini lebih kepada klarifikasi. Menurut dia, hasil dialog ini akan dijadikan bahan bagi MUI untuk menyusun draf fatwa. Dia berjanji dalam waktu 1-2 hari ke depan fatwa tersebut akan segera dikeluarkan.
"Kami akan mengajak dialog secara terus menerus. Pembinaan tidak ada batas waktu, mereka berjanji akan menerima ketika nanti kami datang ke sana (Pesantren Jari)," pungkasnya.
Sayangnya, pada kesempatan itu Jari enggan berkomentar kepada media. Dia memilih bungkam sembari meninggalkan lokasi saat wartawan berusaha mengkonfirmasinya.
Jari mengklaim dirinya sebagai Nabi Isa setelah menerima wahyu saat salat malam di sebuah Ponpes di Desa Brangkal, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto pada akhir 2004. Setelah itu, suami Umi Lutfiati (46) ini mendirikan Ponpes Kahuripan Ash Shiroth di Dusun Gempol, Desa Karang Pakis, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang.
Di tempat tersebut, Jari menyebarkan ajarannya kepada puluhan orang pengikutnya. Kelompok ini rutin menggelar pengajian 2 kali dalam sebulan. Para pengikutnya juga mengimani bahwa anak pertama Jari merupakan Imam Mahdi.
Ajaran Jari Nabi Isa Palsu Asal Jombang
Jari (40), warga Dusun Gempol, Desa Karangpakis, Kecamatan Kabuh, Jombang, yang mengaku mendapat wahyu dari Tuhan, menyebarkan ajaran empat pilar kepada para pengikutnya. Munif, salah satu pengikut Jari, mengatakan bahwa empat pilar itu adalah
- akhlak
- ikhlas
- jujur
- dan tanggung jawab
"Awalnya saya memang tidak percaya. Peristiwa ini sejak 2005, dan saya menyaksikan sendiri. Apa yang saya sampaikan ini benar dan saya bertanggung jawab," kata Munif, Selasa (23/2/2015).
Alumni Pondok Pesantren Tambakberas, Jombang, itu mengungkapkan bahwa empat pilar tersebut diajarkan berulang-ulang kepada pengikutnya. Munif melanjutkan, sampai saat ini Jari terus mendapat petunjuk dari Tuhan dalam setiap tindakkan. Namun, ia tidak menjelaskan secara rinci terkait ajaran empat pilar ala Nabi Isa asal Jombang tersebut.
Munif menerangkan, Jari dan beberapa pengikut pernah berkeliling untuk sowan kepada sejumlah kiai. Bahkan, ia dan Jari bersama pengikutnya pernah bertemu KH Mustofa Bisri (Gus Mus).
"Sebelum muktamar, kami juga pernah sowan kepada Kiai Azis (Almarhum KH Aziz Manshur pengasuh ponpes Tabiyatun Nasiin, Pacul Gowang) dan KH Mustofa Bisri atau Gus Mus. Kami juga menyampaikan tentang petunjuk-petunjuk yang diterima oleh Gus Jari," kata Munif.
Termasuk, pernyataan tentang Nabi Isa juga disampaikan kepada sejumlah kiai tersebut.
Sebelumnya, tepatnya kemarin, Senin 22 Februari, MUI Jombang memanggil Jari. Mereka menggelar pertemuan tertutup yang dihadiri pihak kepolisian, Kejari (Kejaksaan Negeri), Kesbangpol, serta ulama dan tokoh masyarakat Jombang. Dalam pertemuan tersebut, Jari didampingi empat pengikutnya.