Terjadinya gerhana matahari atau bulan bukan disebabkan oleh lahir atau meninggalnya seseorang. Demikianlah yang dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW kepada sahabat beliau ketika terjadi gerhana matahari saat meninggalnya putra beliau; Ibrohim. Saat terjadi gerhana beliau mengajarkan cara sholat yang pada gilirannya disebut dengan sholat sunah gerhana matahari/bulan.
Nabi Muhammad bersabda: Matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Allah mempertakutkan hamba-hambaNya dengan keduanya. Matahari gerhana, bukanlah kerana matinya seseorang atau lahirnya. Maka apabila kamu melihat yang demikian, maka hendaklah kamu salat dan berdoa sehingga selesai gerhana." (HR. Bukhari & Muslim)
Cara sholat gerhana hampir sama dengan cara sholat lima waktu. Hanya saja niatnya disesuaikan dengan jenis sholat yang dilakukan. Jika sholat gerhana matahari maka niatnya seperti berikut:
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْس لِلّهِ تَعَالَى
Artinya: Saya niat sholat sunah sebab gerhana matahari karena Alloh ta’ala.
Jika sholat gerhana bulan maka niatnya seperti berikut:
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِخُسُوْفِ الْقَمَر لِلّهِ تَعَالَى
Artinya: Saya niat sholat sunah sebab gerhana bulan karena Alloh ta’ala.
Sholat gerhana dilakukan sebanyak dua rokaat. Ruku’ dan sujud pada setiap rokaat sebanyak dua kali. Jika sholat gerhana dilakukan secara berjamaah maka setelah sholat disunahkan khutbah seperti khutbah jum’at.
Sebenarnya ada dua cara melakukan sholat gerhana. Pertama;sholat dua rokaat seperti sholat subuh. Kedua; dengan cara yang telah saya jelaskan di atas. Urutannya adalah takbiratul ihram, lalu berdiri, membaca fatihah, surat, rukuk, lalu berdiri lagi, membaca fatihah, surat, rukuk, lalu I’tidal, lalu sujud, duduk sujud. Lalu bangkit ke rakaat kedua dan melakukan perbuatan seperti pada rokaat pertama.