Oleh Sheikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi
Adapun
keutamaan sholat berjamaah itu banyak sekali, dan pahalanya sangatlah besar.
Hal itu sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam:
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى، قَالَ قَرَأْتُ عَلَى
مَالِكٍ عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه
وسلم قَالَ " صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ
بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً " .
“Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat
sendirian dengan perbedaan dua puluh tujuh derajat,” (Muttafaq ‘Alaih,
HR Bukhari, No. 645, dan Muslim, No. 650).
Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda:
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ،
عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صلى
الله عليه وسلم قَالَ " صَلاَةُ الْجَمِيعِ تَزِيدُ عَلَى صَلاَتِهِ
فِي بَيْتِهِ، وَصَلاَتِهِ فِي سُوقِهِ خَمْسًا وَعِشْرِينَ دَرَجَةً، فَإِنَّ
أَحَدَكُمْ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ وَأَتَى الْمَسْجِدَ، لاَ يُرِيدُ إِلاَّ
الصَّلاَةَ، لَمْ يَخْطُ خُطْوَةً إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً،
وَحَطَّ عَنْهُ خَطِيئَةً، حَتَّى يَدْخُلَ الْمَسْجِدَ، وَإِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ
كَانَ فِي صَلاَةٍ مَا كَانَتْ تَحْبِسُهُ، وَتُصَلِّي ـ يَعْنِي عَلَيْهِ ـ
الْمَلاَئِكَةُ مَا دَامَ فِي مَجْلِسِهِ الَّذِي يُصَلِّي فِيهِ اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لَهُ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ، مَا لَمْ يُحْدِثْ فِيهِ ".
“Telah
menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami Abu
Mu'awanah dari Al A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Shalat berjama'ah lebih
utama dari shalatnya sendirian di rumah atau di pasarnya sebanyak dua puluh
lima derajat. Jika salah seorang dari kalian berwudlu lalu membaguskan wudlunya
kemudian mendatangi masjid dengan tidak ada tujuan lain kecuali shalat, maka
tidak ada langkah yang dilakukannya kecuali Allah akan mengangkatnya dengan
langkah itu setinggi satu derajat, dan mengahapus darinya satu kesalahan hingga
dia memasuki masjid. Dan jika dia telah memasuki masjid, maka dia akan dihitung
dalam keadaan shalat selagi dia meniatkannya, dan para malaikat akan
mendoakannya selama dia masih berada di tempat yang ia gunakan untuk shalat,
'Ya Allah ampunkanlah dia. Ya Allah rahmatilah dia'. Selama dia belum berhadats,”
(HR Bukhari, No. 477).