Posted by SUN32LEN on Sunday, March 1, 2015
Air merupakan sumber kehidupan. Dalam al-quran dijelaskan bahwa Alloh menciptakan segala sesuatu dari air. Maka wajar jika banyak sekali penderitaan manakala suatu daerah kekurangan air. Untuk mengatasi masalah ini, islam memberi solusi dengan mengerjakan sholat istisqo yaitu sholat meminta hujan lengkap dengan caranya.
Sebelum mengerjakan sholat hendaknya para penduduk berpuasa selama tiga hari. Pada hari ke empat yaitu setelah selesai puasa mereka pergi ke tanah lapang dengan menggiring semua binatang ternaknya, dan hendaklah berpakaian sederhana dan tidak memakai wangi-wangian.
Kemudian shalat berjama’ah yang dipimpin seorang imam tanpa adzan dan iqomah. Sebelumnya, di-sunnahkan kepada imam untuk mengumumkan terlebih dahulu pelaksanaan shalat Istisqa.
Sholat istisqo dilakukan sebanyak dua rokaat. Pada rakaat pertama imam membaca surat al-’Ala setelah ia membaca surat Al-Fatihah dengan suara yang nyaring, sedang pada rakaat yang kedua membaca surat al-Ghasiyah.
Setelah salam, khotib berkhutbah dengan dua khutbah. Terkait khutbah Istisqa, ada perbedaan pendapat dikalangan ulama kapan waktu yang pelaksanaan khutbah. Sebagian ulama berpendapat, merujuk pada riwayat Imam Ahmad, bahwasanya imam berkhutbah sebelum shalat Istisqa.
Namun, mayoritas ulama’ di antaranya adalah Malik, Syafii dan Muhammad bin Hasan dan ini juga riwayat dari Imam Ahmad bin Hambal mengatakan, khutbah istisqa dilaksanakan setelah shalat. Pada khutbah awal khotib membaca istighfar Sembilan kali, dan membaca istighfar tujuh kali pada khutbah yang kedua.
Waktu pelaksanaan shalat istisqa sama seperti shalat hari raya. Ini adalah pendapat Malikiyah, berdasarkan keterangan dari Aisyah, “Rasulullah saw pergi menunaikan shalat istisqa ketika tampak penghalang matahari.”
Namun dalam hadits ini bukan membatasi bahwa waktu shalat istisqa itu hanya seperti keterangan dalam hadits, akan tetapi waktu pelaksanaan shalat istisqa dapat dikerjakan kapan saja, selain waktu yang dilarang untuk shalat.