Posted by SUN32LEN on Tuesday, April 28, 2015
Kasih Sayang Dalam Perang Versi Islam dapat kita lihat dengan membaca sejarah nabi Muhammad SAW. Sebagai Nabi yang diutus sebagai kasih sayangbagi semesta alam beliau memiliki rasa welas yang luar biasa (At-taubah:128).
Namun hal itu sama sekali tidak menjadi penghalang bagi beliau untuk berperang. Justru Beliau diperintah untuk mensuport orang-orang beriman agar berperang. Al-anfal: 65 artinya: “Wahai Nabi! Kobarkanlah semangat orang-orang mukmin untuk berperang....”
Maka jangan heran jika para sahabat Nabi memiliki perangai keras sekaligus penyayang. Al-fath : 29 artinya: “Muhammad itu utusan Alloh. Dan orang-orang yang bersamanya keras terhadap orang kafir dan berkasih sayang diantara mereka.”
Perang yang dilakukan oleh Nabi dan orang-orang yang beriman, tidak seperti yang digambarkan oleh orang-orang dewasa ini. Kebanyakan mereka menggambarkan perang/jihad dalam islam sebagai sesuatu yang kejam dan tidak berprikemanusiaan.
Padahal tidak demikian. Perang dalam Islam masih menyimpan nilai kasih sayang dan prikemanusiaan. Untuk mengetahuinya, kita perlu melakukan kajian kritis dan membandingkan antara perang versi Islam dan perang versi selain Islam.
Tentunya anda masih ingat pada Pembantaian Mỹ Lai yang dilakukan oleh Amerika pada 16 maret 1968. Jumlah korban yang terbunuh berkisar antara 347 sampai 504 dengan usia yang merentang dari 82 tahun yang paling tua hingga 1 tahun yang paling muda. UNICEF juga melaporkan, ribuan anak-anak telah menjadi korban perang lima tahun Amerika di Irak.
Begitulah perang versi Amerika, anak-anak, wanita dan orang tua tak luput dari amarah perangnya. Berbeda dengan perang versi Islam. Islam melarang membunuh wanita dan anak-anak. Abdullah bin Umar ra, melaporkan bahwa Seorang wanita didapati terbunuh dalam suatu peperangan yang diikuti Rasulullah saw, lalu beliau mengecam pembunuhan kaum wanita dan anak-anak kecil.
Islam juga melarang membunuh orang tua dan tokoh agama. Imam Nawawi dalam Syarah Muslim menukil pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam Malik bahwa mereka tidak boleh dibunuh, kecuali jika mereka termasuk prajurit perang, maka menurut Imam Syafi’i mereka boleh dibunuh.
Beralih ke Palestina. Apa yang dilakukan oleh pemerintah sipil Israel kepada orang-orang Palestina? Pemerintahan sipil Israel mengeluarkan peringatan penghancuran 13.000 bangunan milik warga Muslim Palestina.25 Seperti itulah perang versi orang-orang kafir yang tentu saja sangat jauh berbeda dengan perang versi Islam.
Islam melarang umatnya merusak dan menghancurkan harta milik pribadi maupun milik umum. Al Qoshos: 77, artinya: “...Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi, sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Sebagai pengganti Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar ra dituntut untuk mengikuti jejak beliau. Ini dibuktikan ketika ia meneruskan misi Nabi SAW, yakni mengirim pasukan yang dipimpin oleh Usamah Bin zaid ke Syam. Kepadanya Abu bakar ra, berwasiat: Janganlah membunuh anak kecil, orang tua, jangan merampas dan membakar pohon kurma.
Itulah
Kasih Sayang Dalam Perang Versi Islam. Betapa perang yang diajarkan oleh Islam sangat memperhatikan anak-anak, wanita, orang tua dan tokoh agama. Jika cara-cara yang dilakukan oleh Islam itu masih disebut kejam, lalu cara yang bagaimana lagi yang tidak disebut kejam?