Surat Al-Fatihah (Arab: الفاتح , Al-Fātihah, "Pembukaan") adalah surah
pertama dalam Al-Qur’an. Surat ini diturunkan di Mekkah dan terdiri dari
7 ayat. Al-Fatihah merupakan surat yang pertama-tama diturunkan dengan
lengkap di antara surat-surat yang ada dalam Al-Qur'an. Surat ini
disebut Al-Fatihah (Pembukaan), karena dengan surat inilah dibuka dan
dimulainya Al-Quran. Dinamakan Ummul Qur'an (induk Al-Quran/أمّ القرءان)
atau Ummul Kitab (induk Al-Kitab/أمّ الكتاب) karena dia merupakan induk
dari semua isi Al-Quran. Dinamakan pula As-Sab'ul Matsaani (tujuh yang
berulang-ulang/السبع المثاني) karena jumlah ayatnya yang tujuh dan
dibaca berulang-ulang dalam shalat.
Sebagai as-Sab'ul Matsani (Tujuh ayat yang di ulang-ulang)
Imam Al-Bukhari rahimahullah, meriwayatkan dari Abu Sa’id bin Mu’alla r.a, berkata :
يَا
رَسُولَ اللَّهِ!، إِنَّكَ قُلْتَ لَأُعَلِّمَنَّكَ أَعْظَمَ سُورَةٍ مِنَ
الْقُرْآنِ، قَالَ : الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، هِيَ
السَّبْعُ الْمَثَانِي، وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ الَّذِي أُوتِيتُهُ. {رواه
البخاري (٥٠٠٦)}. حديث صحيح“
Wahai Rasulullah!, sesungguhnya engkau telah
berkata : Sungguh akan
aku ajarkan kepadamu pada seagung-agungnya surat
dari Al-Qur’an, beliau SAW, bersabda : Alhamdulillaahi Robbil ‘Alamiin,
ia adalah As-Sab’ul Matsani (Tujuh ayat yang diulang-ulang), dan
Al-Qur’an yang agung yang aku telah diberikannya”. (H.R. Al-Bukhari, No
Hadits : 5006).
Dan Imam At-Tirmidzi meriwayatkannya dari Ubaiy bin Ka’ab r.a, dengan redaksi :
وَالَّذِي
نَفْسِي بِيَدِهِ، مَا أُنْزِلَتْ فِي التَّوْرَاةِ وَلاَ فِي
اْلإِنْجِيلِ وَلاَ فِي الزَّبُورِ وَلاَ فِي الْفُرْقَانِ مِثْلُهَا،
وَإِنَّهَا سَبْعٌ مِنَ الْمَثَانِي، وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ الَّذِي
أُعْطِيتُهُ. {رواه الترمذي (٢٨٧٥)}. حديث حسن
“Demi Dzat
yang jiwaku di genggaman-Nya, tidaklah diturunkan di dalam Taurat, dan
tidak di dalam Injil, dan tidak di dalam Zabur, dan tidak pula di dalam
Al-Qur’an sepertinya, dan sesungguhnya ia adalah As-Sab’ul Matsani, dan
Al-Qur’an yang agung yang aku telah diberikannya”. (H.R. At-Tirmidzi, No
Hadits : 2875). Dan ia berkata : Ini adalah hadits hasan lagi shohih.
Tahukah sahabat Sun3 Semua jika ternyata Surah al-Fatihah
Adalah salah satu dari banyaknya surah yang bisa dihafal oleh setiap
orang Dari anak Kecil Remaja, Orang Dewasa Maupun yang sudah lanjut usia
Namun Sunggu sangat disayangkan sekali jika Saudaraku muslimin dan
saudariku kaum Muslimat tidak mengetahui fadhilah atau Keutamaan dan
Khasiat yang terkandung dalam surah al-Fatihah ini seperti apa yang di
katakan oleh rasul hadits-hadits nya. Oleh karena itu disini saya ingin
mencatat beberapa fadhilah membaca surah al-Fatihah yang dapat
memotivasi kita Selaku umat yang satu untuk selalu membacanya.
- Diampuni dosa
- Diterima kebaikan
- Aman dari Marah Allah Swt.
- Dibebaskan lidah pembacanya dari Api neraka
- Terlepas dari azab kubur, azab neraka, dan azab hari kiamat
- Berjumpa dengan Allah Swt. sebelum para ambiya dan para Aulia
- Orang yang membaca al-Fatihah seolah ia telah membaca kitab taurat,
injil, zabur, al-Quran, suhuf idris As., dan suhuf Ibrahim As. tujuh
kali.
- Mendapat derajat yang tinggi dalam surga.
- Orang yang membaca al-Fatihah seolah ia telah menyedekahkan emas di jalan Allah Swt.
- Setiap satu ayat dari al-Fatihah menjadi penutup satu pintu neraka
- Rumah yang dibacakan surah al-Fatihah dan surah al-Ikhlas tidak akan ditimpa kefakiran dan banyak kebaikan.
- Membaca surah al-fatihah, ayat kursi, dan dua ayat dari ali Imran
setiap selesai shalat akan dibalas oleh Allah Swt. dengan surga,
dipandang oleh Allah Swt. 70 kali setiap hari, ditunaikan hajat,
dimenangkan dari musuh dan pendengki.
- Membaca al-Fatihah dan surah al-Ikhlas sebelum tidur akan mendapatkan keamanan dari apapun kecuali maut.
Keutamaan dan Khasiat Surat Al-Fatihah
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ (١)
1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٢)
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
الرَّحْمـنِ الرَّحِيمِ (٣)
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (٤)
4. Yang menguasai di Hari Pembalasan.
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (٥)
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.
اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ (٦)
6. Tunjukilah kami jalan yang lurus,
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ (٧)
7. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka
yang sesat.
KEUTAMAAN SURAT AL-FATIHAH
Surat Al-Fatihah adalah surat yang amat masyhur, telah dikenal oleh
seluruh kaum muslimin. Saking terkenalnya, terkadang sebagian kaum
muslimin menyalahgunakannya, seperti membacanya untuk orang mati saat
ziarah kubur, atau mengirimkan pahalanya kepada Nabi SAW, Syeikh Abdul
Qadir Al-Jailani, dan orang-orang yang telah mati. Semua ini tak ada
contohnya dari Allah dan Rasul-Nya.
Surat Al-Fatihah amat masyhur, namun banyak di antara kita tak
mengetahui fadhilah, dan keutamaannya. Padahal banyak sekali hadits yang
menunjukkan keutamaannya, baik dari sisi kandungan atau kedudukannya di
sisi Allah -Azza wa Jalla-. Di antara fadhilah dan keutamaan Surat
Al-Fatihah:
SURAT YANG PALING AGUNG
Orang yang membaca Al-Fatihah akan mendapatkan balasan pahala yang besar
di sisi Allah. Terlebih lagi jika ia membacanya dengan ikhlash, dan
mentadabburi maknanya.
Abu Sa’id bin Al-Mu’alla (ra) berkata:
كُنْتُ أُصَلِّيْ فَدَعَانِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَلَمْ أُجِبْهُ, قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنِّيْ كُنْتُ أُصَلِّيْ,
قَالَ: أَلَمْ يَقُلِ اللهُ: (اسْتَجِيْبُوْا لِلّهِ وَلِلرَّسُوْلِ إِذَا
دَعَاكُمْ), ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُعَلِّمُكَ أَعْظَمَ سُوْرَةٍ فِي
الْقُرْآنِ قَبْلَ أَنْ تَخْرُجَ مِنَ الْمَسْجِدِ؟. فَأَخَذَ بِيَدِيْ,
فَلَمَّا أَرَدْنَا أَنْ نَخْرُجَ, قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ, إِنَّكَ
قُلْتَ: لأُعَلِّمَنَّكَ أَعْظَمَ سُوْرَةٍ مِنْ الْقُرْآنِ. قَالَ:
(الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ), هِيَ السَّبعُ الْمَثَانِيْ
وَاْلقُرْآنُ الْعَظِيْمُ الَّذِيْ أُوْتِيْتَهُ
“Dulu aku pernah shalat. Lalu Nabi SAW memanggilku. Namun aku tak
memenuhi panggilan beliau. Aku katakan: “Wahai Rasulullah, tadi aku
shalat“. Beliau bersabda: “Bukankah Allah berfirman:“Penuhilah seruan
Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu“. (QS. Al-Anfaal: 24).
Kemudian beliau bersabda: “Maukah engkau kuajarkan surat yang paling
agung dalam Al-Qur’an sebelum engkau keluar dari masjid?” Beliau pun
memegang tanganku. Tatkala kami hendak keluar, maka aku kataka: “Wahai
Rasulullah, sesungguhnya tadi Anda bersabda: “Aku akan ajarkan kepadamu
Surat yang paling agung dalam Al-Qur’an”. Beliau bersabda:
“Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin. Dia ( Surat Al-Fatihah) adalah tujuh
ayat yang berulang-ulang, dan Al-Qur’an Al-Azhim yang diberikan
kepadaku”. [HR. Al-Bukhari dalam Shahihnya (4720), Abu Daud dalam
Sunannya (1458), dan An-Nasa’i dalam Sunannya (913)]
Al-Imam Ibnu At-Tiin rahimahullah berkata saat menjelaskan makna hadits di atas:
“Maknanya, bahwa pahalanya lebih agung (lebih besar) dibandingkan surat
lainnya.” (Lihat Fathul Bari(8/158) karya Ibnu Hajar Al-Asqalani)
SURAT TERBAIK DALAM AL-QUR’AN
Surat Al-Fatihah merupakan surat terbaik, karena ia mengandung tauhid,
ittiba’ (mengikuti) Sunnah, adab berdo’a, Al-Wala’ wal Bara’, keimanan
terhadap perkara gaib, dan lainnya.
Ibnu Jabir (ra) berkata:
اِنْتَهَيْتُ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَدْ
إِهْرَاقَ الْمَاءَ فَقُلْتُ السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ
فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ فَقُلْتُ: السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ
فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ فَقُلْتُ السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ
فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ فَانْطَلَقَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَمْشِيْ وَأَنَا خَلْفَهُ حَتَّى دَخَلَ عَلَى رَحْلِهِ
وَدَخَلْتُ أَنَا الْمَسْجِدَ فَجَلَسْتُ كَئِيْبًا حَزِيْنًا فَخَرَجَ
عَلَيَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ تَطَهَّرَ
فَقَالَ : عَلَيْكَ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَ عَلَيْكَ السَّلاَمُ
وَرَحْمَةُ اللهِ و عَلَيْكَ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ ثُمَّ قَالَ
اَلاَ أُخْبِرُكَ يَا عَبْدَ اللهِ بْنَ جَابِرٍ بِخَيْرِ سُوْرَةٍ فِيْ
الْقُرْآنِ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: اِقْرَأْ الْحَمْدُ
للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَتَّى تَخْتِمَهَا
“Aku tiba kepada Rasulullah SAW, sedang beliau mengalirkan air. Aku
berkata: “Assalamu alaika, wahai Rasulullah”. Maka beliau tak menjawab
salamku (sebanyak 3X). Kemudian Rasulullah SAW berjalan, sedang aku
berada di belakangnya sampai beliau masuk ke kemahnya, dan aku masuk ke
masjid sambil duduk dalam keadaan bersedih. Maka keluarlah Rasulullah
SAW menemuiku, sedang beliau telah bersuci seraya bersabda: “Alaikas
salam wa rahmatullah (3X)”. Kemudian beliau bersabda: “Wahai Abdullah
bin Jabir, maukah kukabarkan kepadamu tentang sebaik-baik surat di dalam
Al-Qur’an”. Aku katakan: “Mau ya Rasulullah”. Beliau bersabda: “Bacalah
surat Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin (yakni, Surat Al-Fatihah) sampai
engkau menyelesaikannya“. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (4/177). Hadits ini
dihasankan oleh Al-Arna’uth dalam Takhrij Al-Musnad (no. 17633)]
AL–FATIHAH ADALAH AL-QUR’AN AL-AZHIM
Surat Al-Fatihah dinamai oleh Allah dengan “Al-Qur’an Al-Azhim”, padahal
Al-Qur’an Al-Azim bukan hanya Al-Fatihah, masih ada surat-surat lainnya
yang berjumlah 113. Namun Allah SWT menamainya demikian karena
kandungan Al-Fatihah meliputi segala perkara yang dikandung oleh
Al-Qur’an Al-Azhim secara global. Wallahu a’lam bish shawab.
Rasulullah SAW bersabda:
أُمُّ الْقُرْآنِ هِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِيْ وَالْقُرْآنُ الْعَظِيْمُ
“Ummul Qur’an (yakni, Al-Fatihah) adalah tujuh ayat yang berulang-ulang,
dan Al-Qur’an Al-Azhim“. [HR. Al-Bukhari dalam Shahihnya (4427), Abu
Daud dalam Sunannya (1457), dan At-Tirmidzi dalam Sunannya (3124)]
SURAT RUQYAH
Al-Qur’an seluruhnya bisa digunakan dalam meruqyah. Namun secara khusus
Al-Fatihah pernah dipergunakan oleh para sahabat dalam meruqyah sebagian
orang yang tergigit kalajengking. Dengan berkat pertolongan Allah,
orang yang digigit kalajengking tersebut sembuh saat itu juga.
Sekarang kita dengarkan kisahnya dari sahabat Abu Sa’id Al-Khudri (ra), beliau berkata:
انْطَلَقَ نَفَرٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فِيْ سَفْرَةٍ سَافَرُوْهَا حَتَّى نَزَلُوْا عَلَى حَيٍّ مِنْ
أَحْيَاءِ الْعَرَبِ فَاسْتَضَافُوْهُمْ فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوْهُمْ
فَلُدِغَ سَيِّدُ ذَلِكَ الْحَيِّ فَسَعَوْا لَهُ بِكُلِّ شَيْءٍ لاَ
يَنْفَعُهُ شَيْءٌ فَقَالَ بَعْضُهُمْ: لَوْ أَتَيْتُمْ هَؤُلاَءِ
الرَّهْطَ الَّذِيْنَ نَزَلُوْا لَعَلَّهُ أَنْ يَكُوْنَ عِنْدَ بَعْضِهِمْ
شَيْءٌ فَأَتَوْهُمْ فَقَالُوْا: يَا أَيُّهَا الرَّهْطُ إِنَّ سَيِّدَنَا
لُدِغَ وَسَعْيُنَا لَهُ بِكُلِّ شَيْءٍ لاَ يَنْفَعُهُ فَهَلْ عَنْدَ
أَحَدٍ مِنْكُمْ مِنْ شَيْءٍ ؟ فَقَالَ بَعْضُهُمْ: نَعَمْ وَاللهِ إِنِّيْ
لأَُرْقِي وَلَكِنْ وَاللهِ لَقَدْ اسْتَضَفْنَاكُمْ فَلَمْ
تُضَيِّفُوْنَا فَمَا أَنَا بِرَاقٍ لَكُمْ حَتَّى تَجْعَلُوْا لَنَا
جُعْلاً فَصَالَحُوْهُمْ عَلَى قَطِيْعٍ مِنَ الْغَنَمِ فَانْطَلَقَ
يَتْفُلُ عَلَيْهِ وَيَقْرَأُ { الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ } .
فَكَأَنَّمَا نُشِطَ مِنْ عِقَالٍ فَانْطَلَقَ يَمْشِي وَمَا بِهِ قَلَبَةٌ
. قَالَ: فَأَوْفَوْهُمْ جُعْلَهُمُ الَّذِيْ صَالَحُوْهُمْ عَلَيْهِ
فَقَالَ بَعْضُهُمْ: اقْسِمُوْا فَقَالَ الَّذِيْ رَقِيَ: لاَ تَفْعَلُوْا
حَتَّى نَأْتِيّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَذْكُرَ
لَهُ الَّذِيْ كَانَ فَنَنْظُرَ مَا يَأْمُرُنَا فَقَدِمُوْا عَلَى
رَسُوْلِ اللهِ فَذَكَرُوْا لَهُ فَقَالَ: وَمَا يُدْرِيْكَ أَنَّهَا
رُقْيَةٌ . ثُمَّ قَالَ: قَدْ أَصَبْتُمْ اقْسِمُوْا وَاضْرِبُوْا لِيْ
مَعَكُمْ سَهْمًا . فَضَحِكَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ
”Ada beberapa orang dari kalangan sahabat Nabi SAW pernah berangkat
dalam suatu perjalanan yang mereka lakukan sampai mereka singgah pada
suatu perkampungan Arab. Mereka pun meminta jamuan kepada mereka. Tapi
mereka enggan untuk menjamu mereka (para sahabat). Akhirnya, pemimpin
suku itu digigit kalajengking. Mereka (orang-orang kampung itu) telah
mengusahakan segala sesuatu untuknya. Namun semua itu tidak bermanfaat
baginya. Sebagian di antara mereka berkata: “Bagaimana kalau kalian
mendatangi rombongan (para sahabat) yang telah singgah. Barangkali ada
sesuatu (yakni, obat) di antara mereka.” Orang-orang itu pun mendatangi
para sahabat seraya berkata: “Wahai para rombongan, sesungguhnya
pemimpin kami tersengat, dan kami telah melakukan segala usaha, tapi
tidak memberikan manfaat kepadanya. Apakah ada sesuatu (obat) pada
seorang di antara kalian?” Sebagian sahabat berkata: “Ya, ada. Demi
Allah, sesungguhnya aku bisa meruqyah. Tapi demi Allah, kami telah
meminta jamuan kepada kalian, namun kalian tak mau menjamu kami. Maka
aku pun tak mau meruqyah kalian sampai kalian mau memberikan gaji kepada
kami”. Merekapun menyetujui para sahabat dengan gaji berupa beberapa
ekor kambing. Lalu seorang sahabat pergi (untuk meruqyah mereka) sambil
memercikkan ludahnya kepada pimpinan suku tersebut, dan membaca,
“Alhamdulillah Rabbil ‘Alamin (yakni, Al-Fatihah)”. Seakan-akan orang
itu terlepas dari ikatan. Maka mulailah ia berjalan, dan sama sekali tak
ada lagi penyakit padanya. Dia (Abu Sa’id) berkata: “Mereka pun
memberikan kepada para sahabat gaji yang telah mereka sepakati. Sebagian
sahabat berkata: “Silakan bagi (kambingnya)”. Yang meruqyah berkata:
“Janganlah kalian lakukan hal itu sampai kita mendatangi Nabi SAW, lalu
kita sebutkan kepada beliau tentang sesuatu yang terjadi. Kemudian kita
lihat, apa yang beliau perintahkan kepada kita”. Mereka pun datang
kepada Rasulullah SAW seraya menyebutkan hal itu kepada beliau. Maka
beliau bersabda: “Apa yang memberitahukanmu bahwa Al-Fatihah adalah
ruqyah?” Kemudian beliau bersabda lagi: “Kalian telah benar, silakan
(kambingnya) dibagi. Berikan aku bagian bersama kalian”. Lalu Nabi SAW
tertawa“. [HR. Al-Bukhari (2156), Muslim (2201)]
Al-Imam Ibnu Abi Jamrah rahimahullah berkata:
“Tempat memercikkan ludah ketika meruqyah adalah usai membaca Al-Qur’an
pada anggota badan yang dilalui oleh ludah.” [Lihat Tuhfah Al-Ahwadziy
(9/206)]
CAHAYA UNTUK UMAT ISLAM
Satu lagi di antara fadhilah Al-Fatihah, ia disebut dengan cahaya,
karena di dalamnya terdapat petunjuk bagi seorang muslim dalam semua
urusannya. Jika kita mengkaji Al-Fatihah secara mendalam, maka kita akan
mendapat banyak faedah dan petunjuk. Oleh karena itu, sebagian ulama
telah menulis kitab khusus menafsirkan Al-Fatihah dan mengeluarkan
mutiara hikmahnya yang berisi pelita yang menerangi kehidupan kita.
Ibnu Abbas (ra) berkata:
بَيْنَمَا جِبْرِيْلُ قَاعِدٌ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ سَمِعَ نَقِيْضًا مِنْ فَوْقِهِ فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ:
هَذَا بَابٌ مِنَ السَّمَاءِ فُتِحَ الْيَوْمَ لَمْ يُفْتَحْ قَطُّ إِلاَّ
الْيَوْمَ فَنَزَلَ مِنْهُ مَلَكٌ فَقَالَ: هَذَا مَلَكٌ نَزَلَ إِلَى
اْلأَرْضِ لَمْ يَنْزِلُ قَطُّ إِلاَّ الْيَوْمَ فَسَلَّمَ وَقَالَ:
أَبْشِرْ بِنُوْرَيْنِ أُوْتِيْتَهُمَا لَمْ يُؤْتَهُمَا نَبِيٌّ قَبْلَكَ:
فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَخَوَاتِيْمَ سُوْرَةِ الْبَقَرَةِ لَنْ تَقْرَأَ
بِحَرْفٍ مِنْهُمَا إِلاَّ أُعْطِيْتَهُ
“Tatkala Jibril duduk di sisi Nabi SAW, maka ia mendengarkan suara
(seperti suara pintu saat terbuka) dari atasnya. Maka ia (Jibril)
mengangkat kepalanya seraya berkata: “Ini adalah pintu di langit yang
baru dibuka pada hari ini; belum pernah terbuka sama sekali, kecuali
pada hari ini.” Lalu turunlah dari pintu itu seorang malaikat seraya
Jibril berkata: “Ini adalah malaikat yang turun ke bumi; ia sama sekali
belum pernah turun, kecuali pada hari ini.” Malaikat itu pun memberi
salam seraya berkata: “Bergembiralah dengan dua cahaya yang diberikan
kepadamu; belum pernah diberikan kepada seorang nabi sebelummu, yaitu
Fatihatul Kitab, dan ayat-ayat penutup Surat Al-Baqarah. Tidaklah engkau
membaca sebuah huruf dari keduanya, kecuali engkau akan diberi“. [HR.
Muslim dalam Shahihnya (806), dan An-Nasa’i (912)]
PENENTU SHALAT
Al-Fatihah adalah kewajiban bagi setiap orang yang mengerjakan shalat,
baik ia imam, makmum, atau pun munfarid (shalat sendiri). Barangsiapa
yang tak membacanya, maka shalatnya tak sah.
Nabi SAW bersabda:
مَنْ صَلَّى صَلاَةً لَمْ يَقْرَأْ فِيْهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ فَهِيَ
خِدَاجٌ ثَلاَثًا غَيْرُ تَمَامٍ فَقِيْلَ لِأَبِيْ هُرَيْرَةَ: إِنَّا
نَكُوْنُ وَرَاءَ اْلإِمَامِ فَقَالَ: اِقْرَأْ بِهَا فِيْ نَفْسِكَ
فَإِنِّيْ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُوْلُ: قَالَ اللهُ تَعَالَى: قَسَّمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِيْ وَبَيْنَ
عَبْدِيْ نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِيْ مَا سَأَلَ
“Barangsiapa yang melakukan shalat, sedang ia tak membaca Ummul Qur’an
(Al-Fatihah) di dalamnya, maka shalatnya kurang (3X), tidak sempurna”.
Abu Hurairah ditanya: “Bagaimana kalau kami di belakang imam?” Beliau
berkata: “Bacalah pada dirimu (yakni, secara sirr/pelan), karena sungguh
aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Allah Ta’ala berfirman:
“Aku telah membagi Shalat (yakni, Al-Fatihah) antara Aku dengan hamba-Ku
setengah, dan hamba-Ku akan mendapatkan sesuatu yang ia minta.” [HR.
Muslim (395), Abu Daud (821), At-Tirmidzi (2953), An-Nasa’i (909), dan
Ibnu Majah (838)]
Abu Zakariya An-Nawawi rahimahullah berkata:
“Al-Fatihah dinamai shalat, karena shalat tak sah, kecuali bersama Al-Fatihah." [Lihat Syarh Shahih Muslim (2/127)]
Inilah beberapa di antara
keutamaan Al-Fatihah, kami sajikan bagi para
khatib, da’i, penuntut ilmu, dan seluruh kaum muslimin agar mereka tahu
dan mengamalkan hadits-hadits shahih ini, dan menyebarkannya, tanpa
berpegang lagi dengan hadits-hadits lemah dan palsu tentang fadhilah
Al-Fatihah.
KHASIAT SURAT AL-FATIHAH
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
"Membaca Al-Fatihah pahalanya seperti sepertiga Al-Quran."
Nabi Muhammad SAW juga bersabda:
"Surat Al-Fatihah adalah untuk apa ia dimaksudkankan dalam bacaannya."
"Al-Fatihah itu pembukaan maksud bagi orang-orang mukmin."
Khasiat Lainnya
Siapa membaca surat Al-Fatihah dalam keadaan berwudhu sebanyak 70x
setiap hari selama tujuh hari lalu ditiupkan pada air yang suci lalu
diminum maka ia akan memperolehi ilmu dan hikmah serta hatinya
dibersihkan dari fikiran rusak.
Di antara khasiat Al-Fatihah ialah siapa yang membaca 'Al-Fatihah' di
waktu hendak tidur, Surat 'Al-Ikhlas' sebanyak 3x dan Mu'awwidzatain
maka ia akan aman dari segala hal selain ajal.
Dan siapa berhajat (berkeinginan sesuatu) kepada Allah SWT maka olehnya
dibaca surat Al-Fatihah sebanyak 41x di antara shalat sunnah Subuh dan
shalat fardhu Subuh sampai 40 hari (tidak lebih) kemudian memohon kepada
Allah SWT, maka Insya Allah ia penuhi keperluan hidupnya.
Barangsiapa membaca Al-Fatihah beserta Bismillah di antara shalat sunnah
Subuh dan fardhu Subuh dengan istiqamah, maka kalau ia inginkan pangkat
terkabullah ia dan kalau ia fakir maka akan kaya serta jika ia punya
hutang maka mampu membayarnya dan kalau ia sakit maka akan sembuh serta
kalau ia punya anak maka anaknya itu menjadi anak yang shaleh, berkat
surah Al-Fatihah.
Barangsiapa mengamalkan bacaan Al-Fatihah sebanyak 20x setiap selesai
shalat fardhu lima waktu maka Allah SWT luaskan rezekinya, baik
akhlaknya, mudahkan urusannya, hilangkan keprihatinannya dan
kesusahannya, anugerahkan apa yang ia angan-angankan, dapatkan berbagai
berkat dan kemuliaan, jadikan ia berwibawa, berpangkat luhur,
berpenghidupan baik dan ia pula anak-anaknya terlindung dari
kemudharatan dan kerusakan serta dianugerahkan kebahagiaan dan
sebagainya.
Barangsiapa mengamalkan bacaan Al-Fatihah sebanyak 125x selesai shalat
Subuh maka ia peroleh maksudnya dan ia ketemukan apa yang dicari-cari
serta sebaiknya ia panjatkan doa yang bermaksud:
"Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu dengan kebenaran Surah
Al-Fatihah dan rahasianya, supaya dimudahkan bagiku semua urusanku, sama
ada urusan dunia atau urusan akhirat, supaya dimakbulkan permohonanku
dan ditunaikan hajatku..........."
Barangsiapa mengamalkan bacaan Al-Fatihah di waktu sahur (tengah malam)
sebanyak 41x maka Allah SWT bukakan pintu rezekinya dan Dia mudahkan
urusannya tanpa kepayahan dan kesulitan. Selesai bacaan Al-Fatihah
tersebut dan sebaiknya berdoa:
"Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu dengan kebenaran surah
Al-Fatihah dan rahasianya, supaya Engkau bukakan bagiku pintu-pintu
rahmat-Mu, kurnia-Mu dan rezeki-Mu. Dan Engkau mudahkan setiap urusanku,
murahkanlah bagiku rezeki-Mu yang banyak lagi berkat tanpa kekurangan
dan tanpa susah payah, sesungguhnya Engkau berkuasa atas setiap sesuatu.
Aku mohon kepada-Mu dengan kebenaran surat Al-Fatihah dan rahasianya,
berikan apa yang kuhajati........"
Diriwayatkan dari Syeikh Muhyiddin Ibnul Arabi di dalam kitab 'Qaddasallaahu Sirrahu':
"Siapa yang punya maksud maka sebaiknya ia membaca surat Al-Fatihah
sebanyak 40x sehabis shalat Maghrib dan sunnahnya, selesai itu ia ajukan
permohonan hajatnya kepada Allah SWT."
Surat Al-Fatihah boleh mengobati penyakit mata, sakit gigi, sakit perut dan lain-lainnya dengan dibacakan sebanyak 41x.
Ikhtiar Mengobati Penyakit:
Baca surat Al-Fatihah sebanyak 40x pada tempat berisi air, lalu air itu
diusap-usapkan pada kedua belah tangan, kedua belah kaki, muka, kepala
dan seluruh badan, lalu diminum. Insya Allah menjadi sembuh.
Kalau surat Al-Fatihah itu ditulis dengan huruf-huruf terpisah lalu
dileburkan dengan air suci dan diminumkan kepada si sakit, maka dengan
iradah AllahSWT ia akan sembuh.
Ikhtiar Menghilangkan Sifat Pelupa: Tulislah surat Al-Fatihah dengan
huruf Arab pada tempat putih dan suci lalu dihapuskan dengan air dan
diberi minum pada orang yang pelupa, maka ia akan hilang sifat pelupanya
dengan izin Allah SWT.
Mengobati Sakit Disebabkan Oleh Sengatan Kala:
Ambil sebuah tempat bersih lalu diisi air dan sedikit garam lalu
dibacakan padanya Surah Al-Fatihah sebanyak 7x lalu diberi minum pada
orang yang tersengat kala itu, Insya Allah ia akan sembuh.
Mengobati Sakit Gigi Dan Lain-lain:
Untuk dirinya sendiri = letakkan jari pada tempat yang sakit lalu membaca Al-Fatihah dan berdoa sebanyak 7x:
"Ya Allah, hilangkan daripada keburukan dan kekejian yang aku dapati
dengan doa Nabi-Mu yang jujur (al- Amin) dan tetap disisi-Mu".
Mengobati Penyakit Gigi Orang Lain:
Selesai membaca Al-Fatihah maka berdoa 7x:
"Ya Allah, hilangkan daripada orang ini keburukan dan kekejian yang aku
dapati dengan doa Nabi-Mu yang jujur (Al-Amin) dan tetap di sisi-Mu."
Menyembuhkan Penyakit Mata yang Kabur (Rabun)
Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Barangsiapa yang ingin menyembuhkan kelemahan pandangannya (kabur/rabun) maka hendaklah dilakukan:
Memandang bulan pada awal bulan, jika tidak kelihatan atau terhalang
oleh awan dan lain-lain hal, lakukan pada malam kedua, juga tidak dapat,
dicoba pada malam ketiga atau begitu seterusnya hingga nampak kelihatan
bulan itu.
Apabila telah kelihatan, hendaklah ia menyapukan tangan kanannya ke mata dengan membaca Al-Fatihah sebanyak 10x.
Sesudah itu mengucapkan pula sebanyak 7x doa ini:
"Al-Fatihah itu menjadi obat tiap-tiap penyakit dengan rahmat-Mu ya Tuhan yang pengasih penyayang."
Lalu mengucapkan "Yaa Rabbi" sebanyak 5x.
Terakhir mengucapkan pula doa ini sebanyak 1x:
"Ya Allah sembuhkanlah, Engkaulah yang menyembuhkan, Ya Allah sehatkanlah, Engkaulah yang menyehatkan."
Isi Surah Al Fatihah Beserta Artinya :
|
Keutamaan dan Khasiat Surat Al-Fatihah |
BEBERAPA FADHILAH SURAT AL-FATIHAH
SEBAGAI OBAT PENAWAR RACUN
Dalam hadits yang panjang Imam Al-Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri r.a, berkata :
إنْطَلَقَ
نَفَرٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فِي
سَفْرَةٍ سَافَرُوهَا، حَتَّى نَزَلُوا عَلَى حَيٍّ مِنْ أَحْيَاءِ
الْعَرَبِ، فَاسْتَضَافُوهُمْ، فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوهُمْ، فَلُدِغَ
سَيِّدُ ذَلِكَ الْحَيِّ، فَسَعَوْا لَهُ بِكُلِّ شَيْءٍ لاَ يَنْفَعُهُ
شَيْءٌ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ : لَوْ أَتَيْتُمْ هَؤُلاَءِ الرَّهْطَ
الَّذِينَ نَزَلُوا، لَعَلَّهُ أَنْ يَكُونَ عِنْدَ بَعْضِهِمْ شَيْءٌ،
فَأَتَوْهُمْ، فَقَالُوا : يَا أَيُّهَا الرَّهْطُ، إِنَّ سَيِّدَنَا
لُدِغَ، وَسَعَيْنَا لَهُ بِكُلِّ شَيْءٍ لاَ يَنْفَعُهُ، فَهَلْ عِنْدَ
أَحَدٍ مِنْكُمْ مِنْ شَيْءٍ؟ فَقَالَ بَعْضُهُمْ : نَعَمْ، وَاللَّهِ،
إِنِّي لَأَرْقِي، وَلَكِنْ وَاللَّهِ، لَقَدِ اسْتَضَفْنَاكُمْ، فَلَمْ
تُضَيِّفُونَا، فَمَا أَنَا بِرَاقٍ لَكُمْ، حَتَّى تَجْعَلُوا لَنَا
جُعْلاً، فَصَالَحُوهُمْ عَلَى قَطِيعٍ مِنَ الْغَنَمِ، فَانْطَلَقَ
يَتْفِلُ عَلَيْهِ، وَيَقْرَأُ : الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ،
فَكَأَنَّمَا نُشِطَ مِنْ عِقَالٍ، فَانْطَلَقَ يَمْشِي، وَمَا بِهِ
قَلَبَةٌ، قَالَ : فَأَوْفَوْهُمْ جُعْلَهُمْ الَّذِي صَالَحُوهُمْ
عَلَيْهِ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ : إقْسِمُوا، فَقَالَ الَّذِي رَقَى : لاَ
تَفْعَلُوا، حَتَّى نَأْتِيَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، فَنَذْكُرَ لَهُ الَّذِي كَانَ، فَنَنْظُرَ مَا يَأْمُرُنَا،
فَقَدِمُوا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
فَذَكَرُوا لَهُ : فَقَالَ : وَمَا يُدْرِيكَ أَنَّهَا رُقْيَةٌ؟ ثُمَّ
قَالَ : قَدْ أَصَبْتُمْ، إقْسِمُوا وَاضْرِبُوا لِي مَعَكُمْ سَهْمًا،
فَضَحِكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. {رواه
البخاري (٢٢٧٦)، ومسلم (٢٢١٠)، وأصحاب السنن}. حديث صحيح
Telah
pergi serombongan dari para sahabat Nabi SAW, dalam suatu perjalanan
yang mereka adakan, sehingga mereka singgah di suatu penduduk kampung
dari perkampungan orang Arab, lalu mereka (para sahabat) meminta bertamu
kepada mereka (penduduk kampung), namun penduduk itu enggan menerima
mereka sebagai tamu, kemudian kepala suku kampung itu disengat oleh
binatang beracun, kemudian mereka berupaya dengan tiap-tiap sesuatu
untuknya, namun segala sesuatu itu tidak berguna baginya, maka
berkatalah sebagian mereka : Kalau sekiranya kalian mendatangi rombongan
itu yang mereka telah singgah, kemungkinannya bila ada sesuatu di sisi
sebagian mereka, kemudian mereka mendatangi rombongan sahabat, lalu
berkata : “Wahai rombongan, sesungguhnya tuan kami telah disengat
binatang berbisa, dan kami telah berupaya untuknya dengan tiap-tiap
sesuatu, namun tidak berguna kepadanya, maka apakah di antara kalian ada
yang memiliki sesuatu?, maka sebagian sahabat berkata : “ya”, dan demi
Allah, sesungguhnya saya akan meruqyah, akan tetapi demi Allah, sungguh
kami telah meminta bertamu kepada kalian, dan kalian tidak menerima kami
sebagai tamu, maka saya tidak akan meruqyah bagi kalian, sehingga
kalian menjadikan untuk kami suatu upah, kemudian mereka menyetujuinya
dengan upah beberapa ekor kambing, lalu ia (peruqyah) pergi dan meludahi
di atas bekas sengatan, ia membaca : Al-Hamdulillaahi Robbil ‘Aalamiin
(maksudnya adalah Surat Al-Fatihah), lalu ia (kepala suku itu) sembuh
total, dan ia dapat berjalan, dan tidaklah ia merasa sakit sama sekali.
Ia (perawi) berkata : Lalu mereka (penduduk kampung itu) memenuhi upah
mereka yang telah mereka sepakati atasnya. Maka berkatalah sebagian para
sahabat : Bagilah oleh kalian semua!, lalu berkata orang yang telah
meruqyah : Janganlah kalian melakukannya, sehingga kami datang kepada
Rasulullah SAW, lalu kami ceritakan kepada beliau apa yang telah
terjadi, maka kami akan melihat apakah yang akan beliau perintahkan
kepada kami!, kemudian mereka datang kepada Rasulullah SAW, lalu mereka
meyebutkan hal itu kepada beliau, kemudian beliau bersabda : Bagaimana
kamu tahu kalau sesungguhnya ia (Surat Al-Fatihah) adalah ruqyah?,
kemudian beliau bersabda : Sungguh kalian telah benar, bagi-bagilah oleh
kalian semua, dan jadikanlah bersama kalian untukku satu bagian!. Lalu
Rasulullah SAW, tertawa”. (H.R. Al-Bukhari, No Hadits : 2276, dan
Muslim, No Hadits : 2210, dan Ashab As-Sunan).
SEBAGAI RUQYAH MENGOBATI ORANG GILA
Imam
Abu Dawud rahimahullah, meriwayatkan dari Khorijah bin As-Shalt
At-Taimiy, dari pamannya (‘Ilaqoh bin Shukhar r.a), sesungguhnya ia
berkata :
أَقْبَلْنَا مِنْ عِنْدِ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَأَتَيْنَا عَلَى
حَيٍّ مِنَ الْعَرَبِ، فَقَالُوا : إِنَّا أُنْبِئْنَا أَنَّكُمْ قَدْ
جِئْتُمْ مِنْ عِنْدِ هَذَا الرَّجُلِ بِخَيْرٍ، فَهَلْ عِنْدَكُمْ مِنْ
دَوَاءٍ أَوْ رُقْيَةٍ؟ فَإِنَّ عِنْدَنَا مَعْتُوهًا فِي الْقُيُودِ،
قَالَ : فَقُلْنَا: نَعَمْ، قَالَ : فَجَاءُوا بِمَعْتُوهٍ فِي الْقُيُودِ،
قَالَ : فَقَرَأْتُ عَلَيْهِ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ، ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ
غُدْوَةً وَعَشِيَّةً، كُلَّمَا خَتَمْتُهَا أَجْمَعُ بُزَاقِي، ثُمَّ
أَتْفُلُ، فَكَأَنَّمَا نَشَطَ مِنْ عِقَالٍ، قَالَ : فَأَعْطَوْنِي
جُعْلاً، فَقُلْتُ : لاَ حَتَّى أَسْأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ : كُلْ فَلَعَمْرِي مَنْ أَكَلَ بِرُقْيَةِ
بَاطِلٍ لَقَدْ أَكَلْتَ بِرُقْيَةِ حَقٍّ. {رواه أبو داود (٣٩٠١، و٣٨٩٦)}.
حديث حسن
“Kami telah menghadap dari sisi Rasulullah
SAW, lalu kami datang ke perkampungan orang Arab, kemudian mereka
(penduduk kampung) berkata : Sesungguhnya kami telah diberi kabar,
bahwasanya kalian telah datang dari sisi lelaki ini dengan membawa
kebaikan, maka apakah kalian mempunyai obat atau ruqyah, karena
sesunguhnya di sisi kami ada seorang yang kurang waras akalnya (GILA) di
dalam ikatan. Ia (perawi) berkata : Kami (‘Ilaqoh) berkata : “Ya”, ia
(perawi) berkata : Maka mereka mendatangi orang yang kurang waras
akalnya di dalam ikatan, ia (‘Ilaqoh) berkata : Saya bacakan atasnya
Surat Al-Fatihah selama tiga hari, pagi dan sore, tiap-tiap aku
mengakhiri (bacaan Al-Fatihah), aku mengumpulkan ludahku, kemudian aku
semburkan. Ia berkata : Lalu ia sembuh total. Ia berkata : Maka mereka
memberiku upah. Lalu aku berkata : Tidak, sehingga aku bertanya kepada
Rasulullah SAW, maka beliau SAW, bersabda : Makanlah, demi umurku, ada
seseorang yang makan dengan hasil ruqyah kebathilan, sungguh kamu telah
makan dengan hasil ruqyah kebenaran”. (H.R. Abu Dawud, No Hadits : 3901,
dan 3896).
Surat Al-Fatihah itu dapat digunakan untuk apa saja tergantung niat dan tujuan orang yang membacanya, Rasululloh SAW bersabda :