SUN32LEN - Dengan
mengucapkan lâ haula walâ quwwata illâ
billâh semua beban bisa ditanggung, semua goncangan bisa diatasi dan semua
kemuliaan bisa digapai. Ibnu Taimiya menasihati kita agar
kalimat itu selalu kita ingat, sebab kalimat itu merupakan salah satu simpanan surga,
salah satu danau kebahagiaan dan merupakan salah satu jalan ketenangan dan
kelapangan hati.
Yang dimaksud bacaan hauqalah adalah bacaan Kalimat Toyyibah
لاحول ولا قوة الا بالله العلي العظيم
Laa haula walaa quwwatra illa billaahil ‘aliyyil azhiim
Artinya : “Tidak ada daya upaya dan kekuatan kecualli atas pertolongan Allah Yang Maha Luhur dan Maha Agung”
Makna
dari kalimat tersebut adalah tidak ada daya dalam menjauhi maksiat
kepada Allah dan tidak ada kekuatan dalam menjalankan ibadah kepada
|
sun32len.org |
Sebenarnya hiburan yang paling
indah adalah mengucapkan Bismillâhi
tawakkaltu ‘alallâh lâhaula walâquwwata illâ billâh. Kita itu lemah, untuk
itu, pasrahlah kepada Allah dan berikan diri kita sepenuhnya kepada Allah.
Lafadz Bismillâhi tawakkaltu ‘alallâh adalah
bentuk kepasrahan kita kepada Allah,
karena kelemahan kita tidak sebanding dengan kemahakuasaan Allah.
Sehebat apapun makhluknya, sebesar
apapun dan sekeras apapun ombak itu, tidak ada artinya dibanding dengan
kekuasaan Allah SWT. Karena kelemahan inilah, di saat kita dihadapkan dengan berbagai
macam cobaan, maka ucapkanlah lâhaula walâquwwata illâ billâh.
Ombak kehidupan yang kita alami, jawablah dengan
prinsip Bismillâhi tawakkaltu ‘alallâh lâhaula
walâquwwata illâ billâh.
Kalimat suci lainnya yang harus
dijadikan sahabat dalam mengarungi kehidupan ini adalah kalimat lâ ilâha illalâh. Dalam QS. Muhammad: 19
Allah berfirman
“Maka
ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilâh (sesembahan, Tuhan) selain Allah
dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki
dan perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu
tinggal”.
Dalam
ayat ini kata fa’lam (ketahuilah)
lebih dahulu dibandingkan dengan kalimat lâ
ilâha illallâh. Allah tidak mengatakan
lâ ilâha illallâh fa’lam. Maksud dari semua ini adalah, bahwasannya segala
sesuatu yang berada dalam proses keimanan kepada Allah haruslah diawali dengan
pengetahuan. Ketahuilah terlebih dahulu arti dan maksud kalimat lâ ilâha illallâh.
Kita harus tahu terlebih dahulu
visi, misi, filosofi, historical
background-nya. Setelah semua itu diketahui, maka barulah kita
diperintahkan mengetahui keesaan Allah. Dengan demikian, di saat kita
mengucapkannya akan terasa berisi. Jadi keimanan yang hendak diajarkan adalah
keimanan yang berdasarkan ilmu, bukan keimanan yang tanpa dasar. Jikalau kita
hanya membaca dan menghafalnya saja tanpa tahu filosofi, visi, misi, ataupun historical background-nya, maka semua
pernyataan itu cenderung jatuh ke mistik.
Kita tahu bahwa al-Qur’an itu tidak
diturunkan sekaligus. Butuh waktu kurang lebih 23 tahun untuk menurunkannya.
Padahal kurang apa Nabi SAW., beliau adalah pribadi yang salih, manusia pilihan
Allah. Bukankah Nabi SAW. mampu menerima al-Qur’an secara langsung tanpa
melalui proses yang lama? Kenapa tidak langsung berikan al-Qur’an dalam satu
jam seperti halnya meng-install di
komputer?
Inilah rahasianya, bahwa Allah
menghendaki proses pembelajaran dalam membangun keimanan. Artinya Allah hendak
menyuruh manusia mempelajari isi al-Qur’an secara bertahap sekaligus
mengamalkannya secara bertahap pula. Dari sinilah kita mengetahui bahwa unsur
pengucapan dan penghayatan adalah dua sisi yang tidak bisa dipisahkan.